![]() |
| Jahe merah ©Masitah Harun (Shutterstock) |
Sebagai orang yang mudah capek dan mudah terkena radang amandel dan/atau radang tenggorokan, udah pasti rasa sakitnya membuat ku nggak nyaman banget. Cuma diam aja sakit, apalagi ketika menelan makanan dan minuman. Karena sejak kecil memang terbiasa minum obat pereda radang dan antibiotik kalau diberikan resep oleh dokter, akhirnya jadi nggak nyaman sendiri kalau harus selalu minum obat. Nah, supaya bisa mengurangi konsumsi obat (selama belum butuh banget) dan menyembuhkan radang, ibu ku selalu menyarankan, "Sebaiknya minum air jahe sana! Daripada sedikit-sedikit minum obat."
Bukannya anti-obat, kalau udah sakit
banget dan perlu minum obat aku pasti akan minum, hanya saja untuk mencegah
supaya sakitnya nggak bertambah parah dan masih bisa dicegah dengan konsumi air
jahe (dan bahan herbal lainnya), menurutku nggak masalah dan akan lebih baik ya
hehehe.
Saran ibuku ini
ternyata senada menurut hasil dari para peneliti mengenai "kesaktian"
dari bahan alam Indonesia, jahe merah. Beliau ini berhasil membuat aku
(anaknya) jadi bisa dan suka sama jahe merah. Dulunya sih nggak sama sekali.
Alasannya sih sederhana, karena kurang suka sama rasa pedas jahe merah. Ah, tapi
itu dulu. Setelah merasakan sendiri manfaat "kesaktiannya" aku pun
jadi suka minum air jahe. Yuk kita lihat lebih dalam tentang asal usul jahe
merah dan manfaatnya seperti apa!
Jahe (Zingiber officinale) termasuk ke dalam anggota Zingeberaceae. Rimpang
jahenya dimanfaatkan sebagai komponen dalam bahan jamu di Indonesia, untuk menjaga
kesehatan dan mengatasi berbagai macam keluhan penyakit. Berdasarkan ukuran
rimpang, warna rimpang, dan kandungan bahan kimianya, jahe terbagi atas tiga
macam varietas, yaitu Z. officinale var. officinale Roscoe (jahe putih besar, jahe badak, atau
jahe gajah), Z. officinale var. amarum (jahe putih kecil atau jahe emprit), dan Z. officinale var. rubrum (jahe merah kecil, atau jahe beureum).
Ketiga varietas ini memiliki kandungan minyak atsiri yang berbeda. Jahe putih
besar memiliki kandungan minyak atsiril terendah daripada varietas lainnya dan
umum digunakan pada makanan dan minuman, sementara varietas lainnya kebanyakan
digunakan untuk tujuan kesehatan.1
![]() |
| Perbedaan bentuk tiga varietas jahe ©Medicine Plants |
Rimpang jahe merah memiliki daging tebal dengan warna daging coklat
kemerahan dan kulit rimpang berwarna merah,2,3 serta rasa yang lebih pedas.
Hasil analisa kimiawi dari jahe merah menunjukkan adanya 400 komponen senyawa
berbeda yang ditemukan. Komponen utama dari rimpang jahe merah adalah karbohidrat (50-70%), lipid (3-8%),
terpena (zingiberene, 𝛽-bisabolene,
𝛼-farnesene, 𝛽-sesquiphellandrene, and 𝛼-curcumene), dan senyawa fenolik (gingerol, paradol,
dan shogaol). Kadar shogaol
dan gingerol sebagai zat aktif memiliki kadar lebih tinggi daripada jenis jahe
lainnya, yaitu gingerol (23-25%) dan shogaol (18-25%) untuk kadar rata-ratanya.4. Inilah yang memberikan karakteristik aroma
dan rasa khas pada jahe merah, dimana jahe merah memiliki rasa yang lebih
pedas. Bedanya pada jahe segar, rasa pedas utamanya disebabkan oleh gingerol. Sedangkan pada jahe kering, rasa pedas disebabkan oleh shogaol.5
![]() |
| Struktur kimiawi gingerol dan shogaol - senyawa aktif pada jahe merah ©Wholmuth |
Berbagai
studi telah membuktikan bahwa jahe merah memiliki manfaat terhadap gejala
penyakit, yaitu sebagai anti-inflamasi, anti-oksidan, anti-mual,
anti-bakterial, anti-sitotoksik, dan anti-diabetik. Sehingga jahe merah dapat
dimanfaatkan sebagai obat herbal yang aman tanpa efek samping, atau efek
samping minimal.6 Jahe merah telah digunakan
sejak dahulu untuk membantu menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh,
meredakan kembung, dan redakan pegal-pegal pada tubuh. Rasanya yang segar juga
bermanfaat bagi kesehatan sebagai anti inflamasi, membantu menekan batuk kering,
redakan jerawat yang meradang, mencegah dan mengatasi flu, masuk angin juga
menghangatkan badan.7
Berhubung aku anaknya (sedikit) malas untuk bikin-bikin minuman jahe langsung dari rimpangnya, jadi aku menggunakan produk Herbilogy red
ginger (jahe merah) extract powder
100% sebagai konsumsi harian. Herbilogy ini adalah produk lokal loh. Sesuai banget sama aku yang
#localpride. Asiik! Nah, kenapa aku memilih produk mereka? Karena Herbilogy red ginger extract powder ini merupakan bubuk
ekstrak Zingiber officinale var. Rubra
100% asli, yang berasal dari Jawa Tengah, tanpa adanya penambahan gula, zat
pewarna, perasa, MSG, pengawet atau bahan kimia obat. Bubuknya larut sempurna
tanpa ampas. Produk ini juga 100% plant based
ingredients, vegan, gluten free, non
GMO, soy free, refined sugar free, dairy free, dan sudah tersertifikasi BPOM, Halal MUI, and
GMP/CPOTB loh. Jadi menurutku terjamin sekali kualitas ekstrak bubuk jahe
merah ini. Oya, menurutku harganya cukup terjangkau sebanding dengan kualitasnya, yaitu Rp89.0000.
![]() |
| Produk bubuk ekstrak jahe merah dari Herbilogy ©Andini Wiyono |
Cara penyajiannya praktis dan gampang. Cukup ambil 1 sendok teh (3 gram) bubuk jahe merahnya, kemudian larutkan dengan satu cangkir air hangat, segelas teh, kopi hangat, susu hangat, atau ke dalam makanan atau minum favorit kita, seperti jus, smoothies, bubur, sup, cookies, dan lain-lain. Favoritku diseduh begitu saja dengan tambahan sedikit gula pasir atau gula cokelat. Biar tambah nikmat. Herbilogy menganjurkan penggunaannya satu hingga tiga kali sehari 30 menit setelah makan. Disertai dengan minum air yang banyak dan istirahat cukup, supaya tubuh kita kembali bugar.
Rasa alaminya yang
pedas membuat tubuh ku akan terasa hangat dan jadi mudah berkeringat setelah
menkonsumsinya. Kalau diminum saat sedang radang amandel atau tenggorokan, itu
rasanya perih banget huhuhu. Tapi dengan dua sampai tiga kali minum, radangnya mulai
sembuh. Secinta itu deh sama jahe merah. Kalau lagi masuk angin atu perut
melilit sakit, minum jahe merah ini ampuh deh buat hilangin rasa sakit
perutnya, walaupun jadi gampang buang angin sih hahaha. Mungkin "angin
jahat" nya keluar dari perut kali, ya? Sekarang aku jadi rutin minum jahe
merah, minimal sekali setiap hari, bisa pagi hari atau sore hari. Manfaatnya
untuk immune booster alias meningkatkan daya tahan tubuh supaya nggak gampang sakit. Yuk, yuk dicoba!
Review tentang Herbilogy red ginger (jahe merah) extract powder 100% juga ada di instagram ku. Mari mampir https://www.instagram.com/p/B9Oztoll43m/?utm_source=ig_web_copy_link 🍀
Referensi:
- Setyawan, D.A., Wiryanto., Suranto dan Nurliani B. 2014. Short communication: Variation in isozymic pattern of germplasm from three ginger (Zingiber officinale) varieties. Nusantara Bioscience. 6(1): 86-93.
- Ross, I.A. 1999. Medical Plants of the World Chemical Constituet Traditional and Modern Medical Uses. Volume 2. Human Press. New Jersey.
- Supriadi S., M. Yusron, Dono W. 2011. Ginger (Zingiber officinale Rosc.). Research Institute for Medicinal and Aromatic Plants.
- Prasad, S., dan K.A.Tyagi. 2015. Ginger and its constituents: role in prevention and treatment of gastrointestinal cancer. Gastroenterology Research and Practice. 1-12.
- Wohlmuth, H., David L.N., Mike K.S., S.tephen P.M. 2005. Gingerol content of diploid and tetraploid clones of ginger (Zingiber officinale Roscoe). J. Agric. Food Chem. 53(14): 5772– 5778.
- Supu, R.D., Ajeng D., Jutti L. 2018. Red ginger (Zingiber officinale var. rubrum): Its chemical constituents, pharmacological activities and safety. Fitofarmaka. 8(1)
- Herbilogy Red Ginger (Jahe Merah) Extract Powder 100g. https://www.herbilogy.com/p/ herbilogy-red-ginger-jahe-merah-extract-powder-100g




No comments:
Post a Comment